• Beranda
  • Berita
  • Senam Bersama dan Perpisahan Plt. Gubernur Jakarta

Senam Bersama dan Perpisahan Plt. Gubernur Jakarta

09 Februari 2017
[caption id="attachment_377435" align="aligncenter" width="400"] Bapak Sony Sumarsono dan Ibu Tri Rahayu Sumarsono dalam acara Senam Bersama dan Apel Kesiapan Pilkada sekaligus perpisahan purna tugas[/caption]

Plt. Gubernur DKI Jakarta, Soni Sumarsono melakukan Senam Bersama sekaligus mendeklarasikan pemantapan netralitas birokrat dalam menghadapi Pilkada DKI Jakarta 15 Februari 2017.

"Netralitas birokrasi merupakan kunci sukses pilkada. Netralitas penting untuk menjaga demokrasi," kata Sumarsono di kawasan Monas Jakarta, usai bersama 30.000 pegawai di lingkungan Pemprov DKI Jakarta melakukan senam bersama di Kamis pagi (9/2).

Salam yang dikenalkan adalah "Jakarta" dijawab "Aman dan Damai" serta "Pilkada" dijawab "Sukses".

Pada acara tersebut dilaunching secara resmi lagu Mars DKI Jakarta, sebagaimana diatur dalam Keputusan Gubernur Nomor 191 Tahun 2017 tentang Lagu Mars DKI Jakarta Sebagai Lagu Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta

Plt. Gubernur menghimbau agar semangat kita tetap menjaga Jakarta sebagai milik bersama, karena ini merupakan miniatur Indonesia.

[caption id="attachment_377436" align="aligncenter" width="400"] Bapak Edi Sumantri Kepala BPRD mengucapkan salam dan terima kasih[/caption]

Dalam kesempatan itu juga, Sumarsono menyampaikan salam perpisahan kepada seluruh pegawai, sebab, 11 Februari mendatang dia akan menyerahkan jabatan Gubernur DKI Jakarata kepada Gubernur DKI Jakarta yang sudah selesai masa cutinya.

Bapak Sony, panggilan akrabnya, menyampaikan permohonan maaf jika selama memimpin ada yang kurang berkenan.

Dalam pesannya beliau juga memuji peranan Istrinya Ibu Tri Rahayu, tanpa Kekuatan dan kehadiran Istri setiap hari maka kita tidak akan sukses.

Dikesempatan yang baik ini pula Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) DKI Jakarta, Agus Suradika menghadiahkan sebuah puisi hasil karyanya sendiri untuk Pelaksana tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta, Sumarsono sebagai tanda perpisahan. [caption id="attachment_377438" align="aligncenter" width="400"] Pembacaan Puisi "Aku Dibikin Malu" Untuk Bapak Sumarsono[/caption]

Puisi tersebut berjudul `Aku Dibikin Malu` dan dibacakan di hadapan puluhan ribu pegawai pemerintahan Provinsi DKI Jakarat, di Lapangan Silang Monas, Jakarta Pusat, Kamis (9/2).

Berikut lirik puisi tersebut:

Aku dibikin malu

Tiga bulan, hanyalah tiga bulan lebih sedikit hari aku bersama sosok unik dan kurang meyakinkan.

Model begini, bisa memimpin Jakarta ? walau hanya tiga bulan.

Sungguh, awalnya aku ragu dengan kemampuannya.

Masalah kemacetan, genangan, OPD baru, Pilkada, Netralitas Birokrasi, demo buruh, APBD, tenaga honorer dan setumpuk persoalan krusial lainnya.

Aduh......, apa iya beliau akan mampu ?

Aduh....., aku dibikin malu

Ternyata,

Sosok ini, begitu banyak pengalamannya,

Dalam penghayatannya, peduli, santun, berani, tanggung jawab, humoris, pandai lobi dan komunikasi serta banyak gagasan briliannya.

APBD tepat waktu,

sebelum ayam berkokok, APBD sudah ketok palu.

OPD baru selesai,

Penempatan pejabat, berjalan mulus.

Netralitas birokrasi?

Kata orang ada tujuh kepala SKPD yang dicurigai. Mana? Sebut nama!! sampai saat ini gak ada bukti tuh!!

Rapat di kereta?

Bagaimana mungkin bisa rapat di kereta?

Ngaco aja ini gagasan...,

Begitu aku dengar percakapan banyak pihak.

Jalan keretanya aja gujlak-gajluk gujlak-gajluk, malam hari pula.

Halah ...., gak mungkinlah rapat,

bilang aja kalau ingin piknik ke Yogya. Aduh..., aku dibikin malu lagi Ternyata, beneran tuh rapatnya Bahkan salah satu media nasional melaporkan berita khusus `rapat di kereta`. Memang sih, tampang pejabatnya pada ngantuk semua, tapi outputnya jelas dan konkret. Hey mana itu kepala BKD? Jangan Koes plus-an terus. DKI sudah punya belum lagu mars DKI? Hadeh..., ini orang bikin aku malu lagi, 370 tahun lebih, Jakarta ada, 71 tahun lebih, Indonesia merdeka, dan Jakarta gak punya lagu mars? Agar tidak malu, ku buatlah sejadi-jadinya Mars DKI. Jakarta jaya warga bahagia, damai sejahtera Jakarta aman, semua nyaman, maju dan jaya DKI Jakarta. Begitulah, penggalan lirik yang ku buat. Kepala BKD, Pak Sekda, Asisten Kesra, orang Betawi kan. Aduh, mau bikin malu apalagi ini orang? Mana pergub ikon betawi? Ampun, ternyata walau bukan orang Betawi, (katanya sih orang Jawa Timur), beliau sangat mencintai Budaya Betawi. Hari berganti, minggu berlalu, bulan pun berakhir 3 bulan aku dibikin malu, Akhirnya biar aku beri hadiah pantun untuk beliau Bang Husni Thamrin pahlawan Jakarta Bung Tomo gagah berani Walau hanya tiga bulan memimpin Jakarta, Sungguh berkesan kepemimpinan Bang Soni. Terima kasih Bang Soni, atas tiga bulan kebersamaan yang telah diberikan. (Humas Pajak Jakarta/Phn/merdeka/porosjakarta). [caption id="attachment_377437" align="aligncenter" width="400"] Paduan Suara menyanyikan lagu Revolusi Mental dan Mars DKI[/caption]

TAGS: